SOLOK - Kampanye Pilkada Kabupaten Solok 2024 segera memasuki paruh kedua. Ketiga pasangan calon (Paslon), yakni H. Budi Satriadi, SKM, MM - Dr. H. Hardinalis Kobal, SE, MM dengan nomor urut 1, Paslon Hj. Emiko, SP - Irwan Afriadi dengan nomor urut 2, dan Jon Firman Pandu, SH - H. Candra, SHI, sudah "tebar pesona" ke masyarakat Kabupaten Solok. Ketiga Paslon sudah turun ke masyarakat dengan menyampaikan program-program, ide dan gagasan, untuk menarik simpati masyarakat. Demikian juga dengan pergerakan "mesin-mesin" politik untuk meyakinkan pemilih terhadap kapasitas dan kelebihan kandidat yang didukung.
Pasangan Cabup-Cawabup Solok Emiko-Irwan Afriadi, menjadi Paslon yang paling sering turun ke masyarakat. Hal ini terbukti dengan jumlah Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP) Kampanye Paslon "Bersemi" yang sudah mencapai lebih dari 140 buah, meski masa kampanye Pilkada belum genap 30 hari. Artinya, paling tidak, Hj. Emiko dan Irwan Afriadi sudah turun di 5 titik setiap hari. Hal ini menjadikan Emiko-Irwan sebagai Paslon yang paling "berkeinginan menang" di Pilkada Kabupaten Solok 2024.
Di sisi lain, turun di minimal 5 titik lokasi kampanye setiap hari, membalikkan prediksi bahwa sosok Emiko dalam kodratnya sebagai perempuan dan statusnya sebagai istri petahana Epyardi Asda, bakal sulit bersaing dengan kandidat lain. Justru, Emiko membuktikan bahwa dirinya adalah seorang perempuan tangguh dan terbukti tidak "bergantung" atau akan "mengekor" ke sang suami, Epyardi Asda, yang juga bertarung di eskalasi Pilkada Sumbar 2024. Pada setiap kampanyenya, Emiko tampil selalu "segar" dan "bugar".
Bahkan, saat berorasi, Emiko selalu tampil dengan naluri keibuan yang penuh kesantunan untuk menyapa masyarakat. Hal ini, seakan menjadi "antitesis" dari Epyardi Asda yang di setiap turun ke masyarakat, senantiasa "berapi-api". Meski memiliki "frekuensi" dan niat yang sama dalam upaya membangun daerah, Emiko tampil dengan "amplitudo" dan kesan yang berbeda dengan Epyardi Asda. Naluri keibuan yang penuh kesantunan Emiko, ternyata juga menarik simpati dari berbagai elemen masyarakat dan tokoh politik Kabupaten Solok untuk bergabung dengan Paslon "Bersemi".
Wakil Bupati Solok periode 2016-2021, H. Yulfadri Nurdin, SH, yang sangat dekat dengan Epyardi Asda, mengakui bahwa sosok Emiko sangat berbeda dan memiliki berbagai kelebihan. Yulfadri Nurdin yang sempat menjadi rival Epyardi Asda pada Pilkada Kabupaten Solok 2020 lalu, menilai jika Emiko dan Irwan Afriadi terpilih, akan terjadi lompatan kemajuan bagi Kabupaten Solok. Hal ini menurutnya karena Emiko adalah sosok yang selalu mendengarkan masukan dari siapa saja dan akan memakai orang-orang kompeten dan ahli di bidang masing-masing.
"Epyardi Asda memiliki segala hal di dunia politik untuk menjadi kepala daerah. Punya kekuasaan politik, punya finasial politik dan "kegilaan" bersikap dalam politik. Namun, sangat disayangkan, segala potensi itu selama ini belum bisa diterima secara penuh dan legowo oleh masyarakat Kabupaten Solok. Mungkin, di masyarakat Sumbar yang heterogen dan menginginkan perubahan, saat ini sudah waktunya. Untuk Kabupaten Solok, puzzle atau bagian yang hilang tersebut, Emiko menjadi sosok yang mampu menjadi perekat. Emiko adalah sosok yang selalu mendengarkan masukan dari siapa saja dan akan memakai orang-orang kompeten dan ahli di bidang masing-masing. Saya yakin, sosok keibuan Emiko akan menjadi penyatu bagi seluruh elemen untuk komitmen membangun Kabupaten Solok lebih maju ke depannya, " ungkapnya.
Yulfadri Nurdin juga menegaskan dirinya sangat mengenal seluruh kontestan di Pilkada Kabupaten Solok 2024. Sebagai mantan Anggota DPRD Kabupaten Solok, Anggota DPRD Sumbar dan Wakil Bupati Solok, Yulfadri Nurdin akhirnya menetapkan pilihannya kepada Paslon Emiko dan Irwan Afriadi. Hal ini menurutnya sudah melewati rangkaian pertimbangan yang matang.
"Saya sangat mengenal ketiga Paslon yang berkontestasi. Dari segala rangkaian pertimbangan, saya menegaskan berada di barisan Emiko-Irwan. Hal ini terutama demi kemajuan Kabupaten Solok ke depan, " tegasnya.
Dalam setiap kampanye dan turun langsung ke masyarakat, Emiko dan Irwan Afriadi senantiasa menegaskan bahwa pihaknya akan merangkul seluruh masyarakat dan segala potensi yang ada. Emiko menyatakan bahwa dirinya sangat terharu dan gembira atas sambutan dari masyarakat. Menurutnya, hal ini memberikan energi besar baginya di kontestasi Pilkada Kabupaten Solok 2024.
"Sambutan dan dukungan ini memberikan semangat dan energi besar bagi kami, sekaligus tanggung jawab untuk merangkul semua elemen masyarakat. Mari kita bersatu untuk membangun Kabupaten Solok ke depan yang lebih baik dan sejahtera, " ungkapnya.
Baca juga:
Tony Rosyid: Berebut Warga NU
|
Lalu, apa yang membuat Emiko dan Irwan Afriadi menjadi sosok yang paling kuat di Pilkada Kabupaten Solok 2024? Setidaknya, ada 7 faktor yang membuat Paslon "Bersemi" bakal memenangkan Pilkada Kabupaten Solok 27 November 2024. Yakni, dukungan 4 Parpol pengusung, Program Athari Gauthi Ardi, dukungan ASN dan Walinagari, dukungan finansial, dukungan tokoh masyarakat, kapasitas Emiko dan kapasitas Irwan Afriadi.
Dukungan 4 Parpol Pengusung
Mengusung tagline "Bersemi" atau Bersama Emiko Irwan, Paslon nomor urut 2 ini menggebrak secara superior di kontestasi Pilkada Kabupaten Solok 2024. Paslon "Bersemi" diusung kekuatan besar di jagat politik Kabupaten Solok. Koalisi raksasa tersebut berisikan Partai Amanat Nasional (PAN) yang merupakan Ketua DPRD Kabupaten Solok 2024-2029 dengan 6 kursi. Kemudian, Partai Nasional Demokrat (NasDem) yang merupakan Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Solok dengan 5 kursi. Lalu Partai Golongan Karya (Golkar) yang merupakan Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Solok dengan 5 kursi. Ditambah Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dengan 2 kursi. Sehingga, Paslon "Bersemi" didukung oleh 18 kursi dari 35 kursi DPRD Kabupaten Solok 2024-2029.
Secara total suara, dukungan 4 Parpol tersebut sebanyak 108.000 suara atau sekira 58 persen suara di Kabupaten Solok. Sehingga, diprediksi Paslon Emiko-Irwan bakal memenangkan Pilkada Kabupaten Solok di 65 persen hingga 75 suara.
Selain dukungan 18 kursi di DPRD Kabupaten Solok 2024-2029, Paslon "Bersemi" juga didukung kekuatan politik di tingkat pusat, provinsi, hingga daerah. Yakni sebanyak 4 Anggota DPR RI, yakni Athari Gauthi Ardi (PAN), Lisda Rawdha Hendrajoni dan Shadiq Pasadigoe (NasDem) dan Zigo Rolanda (Golkar). Kemudian, 3 Anggota DPRD Sumbar, yakni Lastuti Darni (PAN), Abdul Rahman (NasDem) dan Yogi Pratama (Golkar). Sehingga, kekuatan ini bakal mampu membawa sinergitas dan harmonisasi di Kabupaten Solok ke depan. Yakni hubungan harmonis dan sinergis antara eksekutif dengan legislatif dan kerja sama kuat antara pemerintahan pusat, pemerintahan provinsi dan Kabupaten Solok.
Program Athari Gauthi Ardi
Selama 5 tahun menjadi Anggota DPR RI dari PAN, Athari Gauthi Ardi sudah membawa begitu banyak program yang berhubungan langsung dengan kebutuhan masyarakat. Yakni bedah rumah, PISEW, P3TGAI, normalisasi sungai, sanitasi pesantren, sanitasi masyarakat dan berbagai program lainnya. Athari Gauthi Ardi di Kabupaten Solok membawa sekira Rp500 miliar APBN ke Kabupaten Solok. Perlu juga diingat, Athari berhasil meraih 49.000 lebih suara di Pileg 14 Februari 2024 lalu, yang hampir dipastikan akan memilih Emiko-Irwan di Pilkada 27 November 2024 nanti. Sehingga, menjadi modal besar bagi pemenangan "Bersemi".
Dukungan ASN dan Walinagari
Selama Epyardi Asda-Jon Firman Pandu menjabat sebagai Bupati-Wakil Bupati Solok, dukungan dari Aparatur Sipil Negara (ASN) yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Tenaga Harian Lepas (THL), menjadi kekuatan utama dalam perjalanan roda pemerintahan. Meskipun ada aturan netralitas ASN, namun ASN tersebut tetap memiliki hak pilih. Sehingga, kekuatan dari sekira 7.000 ASN akan menjadi salah satu faktor penentu. Hal yang sama juga berlaku bagi 74 walinagari se-Kabupaten Solok. Meskipun, dalam praktiknya, beberapa walinagari melakukan "perlawanan". Namun, persentasenya sangat kecil.
Dukungan Tokoh Masyarakat
Emiko-Irwan didukung penuh oleh sejumlah tokoh masyarakat, elemen masyarakat di tingkat akar rumput, hingga sejumlah organisasi lain yang telah merasakan efek dari pembangunan yang dilakukan Bupati Epyardi Asda bersama DPRD Kabupaten Solok 2019-2025. Dukungan terhadap Emiko-Irwan terlihat cukup jelas dan terang. Demikian juga, dukungan dari mantan kader Parpol yang berseberangan. Seperti Arlon Sutan Sati dan Septrismen (Gerindra), Yondri Samin (Demokrat), dan sejumlah tokoh lainnya.
Dukungan Finansial
Faktor finansial juga menjadi penentu dalam eskalasi politik, apalagi di kontestasi Pilkada. Dukungan finansial yang dimaksud bukan berbentuk money politics (politik uang), tapi pembiayaan kandidat dan Tim Pemenangan saat turun ke masyarakat. Misalnya, saat kandidat berkampanye, tentu perlu penyediaan tempat, penyediaan makan minum minimal snack dan air mineral, sewa sound system, hingga biaya daya listrik. Biaya tersebut, minimal bisa mencapai Rp3 juta di satu titik. Apalagi, kalau masyarakat yang datang dibantu biaya transportasi, atau diberikan cinderamata. Belum lagi kalau dalam acara tersebut mendatangkan artis atau mengundang kelompok kesenian.
Pesona Irwan Afriadi
Cawabup Irwan Afriadi juga menebarkan "pesona" terpendam yang belum banyak diketahui. "Negatif campaign" yang digaungkan lawan politik, bahwa Irwan Afriadi adalah orang Sangir, Kabupaten Solok Selatan, ternyata terklarifikasi dengan sendirinya, saat dirinya tampil di kontestasi Pilkada Kabupaten Solok 2024. Ternyata, orang tua perempuan Irwan berasal dari Nagari Muaro Paneh, Kecamatan Bukit Sundi. Sementara ayahnya berasal dari Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti. Ternyata, nama "Sangir", didapatkan karena Irwan Afriadi lahir dan besar di Sangir, Kabupaten Solok Selatan. Sehingga, pasangan Emiko Irwan menjadi pasangan melingkupi ketiga "wilayah politik" di Kabupaten Solok. Yakni wilayah Utara (Emiko dari Nagari Singkarak), Tengah dan Selatan oleh sosok Irwan Afriadi.
Selama 10 tahun menjadi Anggota DPRD Sumbar (2014-2019 dan 2019-2024), kiprah Irwan Afriadi untuk Kabupaten Solok sangat mumpuni. Meskipun, tidak banyak diketahui, karena sosok Irwan yang fokus bekerja dan jarang mengekspos kinerja dan kiprahnya. (*)