SOLOK - Meski dengan segala keterbatasan, baik anggaran maupun sumber daya manusia (personil), Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Solok di bawah komando Kepala BNNK AKBP Saifuddin Anshori, S.IK, terus fokus dan bekerja keras memaksimalkan upaya Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) di wilayah kerjanya.
Berbagai strategi yang dikemas dalam program Sonar (Solok Bersih dari Narkoba) terus digencarkan, terutama dalam memperkuat fungsi dan kemampuan agen pemulihan guna memaksimalkan implementasi IBM (Intervensi Berbasis Masyarakat) dalam upaya percepatan penanganan penyalahgunaan narkotika.
Sebagaimana yang diterangkan oleh Kepala BNNK Solok AKBP Saifuddin Anshori melalui Kepala Sub Koordinator Bidang Rehabilitasi Irwan Suhandra mengatakan, BNNK Solok khususnya melalui Seksi Rehabilitasi terus mengoptimalkan upaya P4GN dengan memperkuat fungsi dan implementasi IBM di Nagari-Nagari.
Namun, sejak program IBM ini dicetuskan BNNK pada 2020 lalu, realisasi program ini baru mampu menyasar tiga nagari di Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok. Hal itu menurutnya karena keterbatasan anggaran dimana kesanggupan BNNK Solok melaksanakan program tersebut hanya satu nagari per tahun.
Adapun tiga nagari yang difasilitasi oleh BNNK Solok yang melaksanakan program IBM ini adalah Nagari Koto Baru pada tahun anggaran 2020, Gantung Ciri tahun 2021, dan Nagari Selayo pada tahun ini.
Untuk keberlanjutan program tersebut, kata Irwan, Nagari diminta untuk menganggarkannya melalui alokasi dana desa. Untuk itu, Irwan berharap dukungan Pemerintah Daerah setempat dalam regulasi penganggaran, dengan merujuk pada Inpres Nomor 2 tahun 2020.
Lebih jauh diterangkan Irwan Suhandra, dengan program IBM ini, masyarakat dilibatkan dalam membantu proses rehabilitasi kepada para pecandu narkotika, khususnya terhadap pecandu dalam taraf tingkatan ringan hingga sedang. Sementara terhadap pecandu berat, dilakukan rehabilitasi pada tempat Loka atau rehabilitasi yang dikelola oleh Badan Narkotika Nasional yang biasanya pelayanan pengobatan diberikan secara gratis terkecuali biaya transportasi.
Ditambahkannya, bahwa IBM ini sebenarnya adalah program prioritas Nasional yang merupakan inovasi Direktorat Penguatan Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat (PLRKM) Deputi Bidang Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Indonesia, dimana melibatkan masyarakat dalam proses pemulihan pecandu narkoba, khususnya bagi pengguna ringan dan sedang.
“Agen pemulihan bertugas untuk melakukan Pemantauan dan pendampingan. Adapun yang dipantau terkait fisik, lingkungan, sosial dan psikologis klien, untuk kemudian dilakukan pencatatan guna dilaporkan kepada pihak BNNK Solok sebagai fasilitator. Nanti kendala-kendala yang dihaadpi kader agen pemulihan akan ditindaklanjuti oleh BNNK dengan melakukan pendampingan dan bimbingan sehingga mereka tidak dilepas begitu saja dan tetap di bawah koordinasi BNNK Solok, khususnya pada seksi rehabilitasi, ” terang Kasubbid Rehabilitasi BNNK Solok itu.
Berkat kegigihan dan kesungguhan BNNK Solok dalam upaya pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba melalui penguatan IBM ini, membuahkan prestasi bagi daerah setempat, Kabupaten Solok, dengan meraih peringkat kedua terbaik Tingkat Provinsi Sumatera Barat.
Penghargaan tersebut diberikan kepada kader agen pemulihan atas nama Erdianis, yang merupakan penggiat sosial budaya yang aktif sebagai relawan/agen pemulihan pelaksanaan intervensi berbasis masyarakat di Nagari Gantung Ciri Selain itu dia juga meraih penghargaan sebagai relawan terbaik atas partisipasinya dalam intervensi berbasis masyarakat.
Penghargaan tersebut diserahkan oleh Gubernur Sumatera Barat H.Mahyeldi Ansharullah, SP, di Aula Gedung Kantor Gubernuran Sumatera Barat Padang dalam rangkaian peringatan Hari Kartini bersama para penerima penghargaan perempuan berjasa dan berprestasi lainnya, Kamis, 21 April 2022.
“Alhamdulillah berkat kerjasama BNNK Solok dengan pihak terkait, sehingga salah satu IBM yang kami kelola tahun 2021 itu mendapat penghargaan berdasarkan hasil evaluasi administrasi maupun implementasi dari Pusat dengan kategori Prima. Di Sumbar, hanya dua daerah yang berhasil meraih prestasi ini, yakni Kabupaten Solok dan Pasaman, ” ungkap Irwan.
Atas sumbangan prestasi itu, Kabupaten Solok bersama Pasaman juga menjadi penyumbang bagi BNNP Sumbar untuk meraih prestasi sebagai salah satu dari 10 pelaksana IBM terbaik tingkat Nasional.
Untuk pengajuan kader yang ikut dalamevaluasi dan penilaian ini diajukan oleh BKKBN Kabupaten Solok dengan meminta rekomendasi dari BNNK terkait IBM yang memenuhi standar penilaian, dan pihak BNNK Solok pun merekomendasikan IBM asal Nagari Gantung Ciri. Dengan mendapatkan penghargaan tersebut, menurut Irwan, sekaligus akan mendongkrak program P4GN di Badan Narkotika Nasional Kabupaten Solok.
“Ke depan kita berharap kepada semua nagari di Kabupaten Solok dapat membentuk IBM di nagarinya masing-masing dengan membentuk agen-agen pemulihan. Karena sebenarnya ini adalah pancingan sekaligus sebagai role medel untuk diikuti nagari-nagari lain, dengan menggunakan anggaran masing-masing. Keberhasilan program ini tidak terlepas dari perhatian dan atensi pemerintah Nagari serta pemerintah daerah setempat, ” ungkapnya.
Sebagai informasi, disampaikan Kasubbid Rehabilitasi BNNK Solok Irwan, bahwa pecandu di Kabupaten Solok khususnya Kubung sangat signifikan dan mengkhawatirkan. Hal itu dibuktikan dengan skrining yang pernah dilakukan BNNK secara acak terhadap 60 orang siswa atau pelajar tingkat SMP dan SM. Hasilnya lebih kurang 80 persen pernah melakukan penyalahgunaan narkoba terutama zat adiktif pada lem.
“Oleh karena itu, IBM Badan Narkotika khususnya Deputi Rehabilitasi menjadikan ini program prioritas nasional. Jika ini dikelola secara baik mudah-mudahan penyalahgunaan narkotika di Kabupaten Solok khususnya di Kubung yang kami kelola sekarang ini bisa ditekan. Dengan dasar itulah Nanti munculnya Nagari Bersinar, ” imbuhnya.
Terkait dengan perhatian pemerintah Nagari ataupun pemerintah daerah setempat, Irwan mengaku bahwa pihak BNNK Solok masih terus melakuan advokasi dan sosialisasi tentang pentingnya program tersebut dalam memperkuat upaya P4GN di daerah masing-masing.
“Mari kita sama-sama bekerja sama memahami urgensinya program ini, karena kalau kita paham mungkin akan terbentuk tim yang kuat nantinya. Bukan hanya berjalan sendiri-sendiri, seolah-olah program dalam upaya P4GN ini hanya milik BNN. Mari kita saling berkoordinasi, saling berdiskusi dan saling sharing untuk menyelamatkan generasi yang merupakan harapan Bangsa kedepan, ” pungkas Irwan.
Sebelumnya, Kepala BNNK Solok AKBP Saifuddin Anshori mengatakan bahwa dalam menjalankan program Sonar dengan penguatan IBM ini, BNNK Solok terkesan masih berjalan sendiri. Menurutnya, BNN jika bekerja sendiri tanpa didukung oleh pemerintah daerah hanya akan menjadi omong kosong belaka.
Untuk itu, Dia berharap agar kepala daerah pun mau membuka diri serta berkolaborasi dan bergandengan tangan dengan BNN dalam menjalankan fungsi Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika.
Dia menghimbau Pemerintah Daerah untuk ‘care’ (peduli), sebagaimana yang tertuang dalam Inpres nomor 2 tahun 2020, terkait peran serta pemerintah untuk melaksanakan, membuat rencana aksi daerah dalam hal upaya pencegahan penyalahgunaan peredaran gelap narkoba atau yang dikenal dengan P4GN.
“Peran pemerintah sangat penting karena dengan regulasi dan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah akan memperkuat nagari-nagari secara teknis maupun anggaran. Terlebih di nagari-nagari juga sudah ada anggaran dana desa, yang masih kurang optimal penggunaannya dalam rangka pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. Terutama Kabupaten Solok yang memiliki 74 Nagari, jika hanya mengandalkan DIPA dari BNN yang sangat terbatas begitupun dengan sumber daya manusianya, butuh waktu berpuluh-puluh tahun untuk mewujudkannya, ” sebut AKBP Saifuddin.
“Kendati demikian, meski dalam segala tantangan dan keterbatasan, kita tetap berupaya melakukan yang terbaik dengan memaksimalkan kemampuan dan potensi yang ada, terutama untuk Kabupaten Solok, dengan tanpa mengenyampingkan dua daerah lainnya yang juga menjadi wilayah kerja kita, yakni Kota Solok dan Kabupaten Solok Selatan. Namun untuk Kota Solok kita sedikit lega karena pimpinan daerahnya cukup peduli dan memberikan perhatian serta menyokong upaya kita dalam penguatan P4GN ini, ” imbuhnya.
Sudah semestinya, aksi yang serius dan optimal dilakukan Pemerintah mulai dari tingkat bawah dalam memerangi bahaya laten narkoba yang selalu mengintai untuk merusak generasi bangsa, terlebih Indonesia saat ini dalam status darurat narkoba yang diikuti oleh pencetusan perang terhadap barang haram itu oleh pimpinan tertinggi di negeri ini, Presiden Republik Indonesia. (Amel)